Pada tanggal 7 Oktober 2024, siswa TA-TK Al-Azhar Syifa Budi Solo berpartisipasi dalam kegiatan kreatif membuat batik menggunakan dua teknik populer: Shibori dan Ecoprint. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk pembelajaran berbasis alam yang melibatkan seluruh siswa dari tingkat TA hingga TK B, memberikan pengalaman yang tidak hanya mengasah kreativitas tetapi juga mengajarkan nilai-nilai tentang lingkungan dan budaya.

Pengenalan Teori Pembuatan Batik

Sebelum melaksanakan praktik pembuatan batik, anak-anak diberikan pengenalan teori tentang kedua teknik tersebut pada hari Jumat, 4 Oktober 2024. Pemateri dari luar menjelaskan proses dasar dari teknik Shibori dan Ecoprint, bagaimana masing-masing teknik menghasilkan pola unik, serta mengajarkan pentingnya menghargai alam sebagai sumber inspirasi seni. Para siswa sangat antusias mendengarkan penjelasan tentang teknik Shibori, di mana kain dilipat, diikat, dan kemudian dicelup ke dalam pewarna untuk menghasilkan pola-pola yang beragam. Begitu pula dengan Ecoprint, teknik yang menggunakan bahan alami seperti daun dan bunga untuk menghasilkan pola langsung dari alam.

Persiapan: Mengumpulkan Daun untuk Ecoprint

Sebelum praktik pembuatan batik, anak-anak diberikan tugas untuk membawa berbagai macam daun-daunan yang akan digunakan dalam proses Ecoprint. Daun-daun yang dikumpulkan mencakup berbagai bentuk dan ukuran, yang nantinya akan diaplikasikan pada kain untuk mencetak pola alami yang indah. Tugas ini tidak hanya mengajarkan tentang seni, tetapi juga memperkenalkan anak-anak pada berbagai jenis tanaman di sekitar mereka. Mereka diajarkan cara memilih daun yang tepat untuk menciptakan pola yang jelas, serta pentingnya menjaga dan merawat lingkungan.

Hari Pelaksanaan: Membuat Batik Shibori dan Ecoprint

Pada hari Senin, 7 Oktober 2024, seluruh siswa bersiap untuk melaksanakan praktik pembuatan batik. Di bawah bimbingan Bunda-Bunda kelas, anak-anak mulai bekerja dengan kain, pewarna, dan bahan-bahan alami yang sudah mereka bawa. Setiap anak mencoba teknik Shibori dan Ecoprint secara bergantian.

• Teknik Shibori: Anak-anak melipat dan mengikat kain dengan berbagai cara untuk menciptakan pola berbeda. Setelah itu, kain dicelupkan ke dalam pewarna dan dibiarkan hingga pola-pola unik terbentuk ketika kain dikeringkan dan ikatan dilepas.
• Teknik Ecoprint: Daun-daun yang telah dipilih oleh siswa diletakkan di atas kain, lalu dihantamkan atau dipukul untuk memindahkan bentuk dan warna alami dari daun ke kain. Proses ini memberikan hasil akhir yang alami dan menampilkan keindahan pola-pola dari alam.

Pengalaman Tak Terlupakan

Kegiatan ini memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para siswa TA-TK Al-Azhar Syifa Budi Solo. Tidak hanya belajar tentang proses kreatif pembuatan batik, mereka juga memahami lebih dalam tentang pentingnya menghargai alam. Lewat metode Shibori dan Ecoprint, anak-anak diajarkan untuk berpikir kreatif dengan memanfaatkan apa yang ada di sekitar mereka. Hasil karya anak-anak dipajang di sekolah untuk dilihat oleh orang tua dan siswa lainnya, memberikan kebanggaan tersendiri bagi mereka. Kegiatan ini juga mendorong rasa cinta terhadap budaya batik, yang merupakan warisan budaya Indonesia yang harus terus dilestarikan.

Manfaat Pembelajaran Seni Batik di Usia Dini

Pembelajaran seni batik bagi anak-anak usia dini memiliki banyak manfaat. Selain melatih keterampilan motorik halus, kegiatan ini juga melibatkan aspek kognitif dan sosial. Anak-anak belajar bagaimana berkolaborasi, mengikuti instruksi, dan menuangkan ide kreatif mereka ke dalam karya nyata. Pembuatan batik juga mengajarkan mereka tentang keberagaman budaya dan pentingnya menjaga lingkungan, terutama dalam teknik Ecoprint yang memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggung jawab. Lewat pengalaman ini, siswa-siswa diajarkan untuk tidak hanya menjadi kreatif, tetapi juga peduli terhadap alam.

Kegiatan membuat batik dengan teknik Shibori dan Ecoprint di TA-TK Al-Azhar Syifa Budi Solo merupakan langkah inspiratif dalam memperkenalkan seni batik kepada anak-anak sejak usia dini. Dengan memadukan kreativitas dan pembelajaran berbasis alam, kegiatan ini memberikan pengalaman yang tidak hanya memperkaya keterampilan seni, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Melalui kegiatan ini, anak-anak belajar menghargai budaya lokal sambil menikmati proses kreatif yang menyenangkan.