Menggunakan masa muda dengan baik dan memanfaatkan kesempatan secara tepat menjadi dasar dan motivasi Salman Alfarisi mengisi aktivitasnya. Kedisiplinan dan tekad yang kuat memanfaatkan masa muda mengantarkan Faris masuk sebagai 100 Ketua OSIS terbaik di Indonesia.
Prestasi yang diraih oleh murid kelas XII SMA Al Azhar Syifa Budi ini tidak instan. Faris menikmati proses organisasi di OSIS dan mematok target pencapaian.
“Saya mengawali karir organisasi dengan bergabung menjadi anggota OSIS dari kelas X. Kemudian di kelas XI saya terpilih sebagai ketua OSIS. Disitulah karir saya di OSIS itu terus melonjak pesat. Karena setelah saya terpilih jadi ketua OSIS saya dapat akses dan dapat info dari Ketua OSIS sebelumnya mengenai Forum OSIS Surakarta,” kata Faris ketika ditemui di SMA Al Azhar Syifa Budi.
Faris lantas mencari informasi mengenai Forista atau Forum OSIS Surakarta ini. Hingga akhirnya ia mendaftar diri sebagai anggota dan berproses di organisasi tersebut dan terpilih menjadi Ketua Forista.
“Setelah menjadi ketua di Forum OSIS Surakarta saya memperbanyak relasin serta meningkatkan komunikasi dengan teman-teman. Dari akses tersebut saya dapat info untuk masuk ke forum OSIS Jawa Tengah. Akhirnya saya maju lagi ke forum OSIS Jawa Tengah. Saya mendapatkan info lagi mengenai ada yang namanya ISLC 2022 yaitu program mengenai seleksi 100 ketua OSIS terbaik se-indonesia dari Sabang sampai Merauke dan itu adalah akses atau Golden tiket untuk menjadi keanggotaan forum OSIS nasional.

Faris mengaku akses atau link yang luas membantunya dalam kegiatan berorganisasi. Informasi dari relasi-relasi juga yang mengantarkan Faris berkompetisi di ajang ketua OSIS terbaik se Indonesia.
“Jadi istilahnya yang benar-benar saya patenkan dalam diri saya carilah relasi dengan prestasi dan bangunlah relasi dengan prestasi, itu adalah hal yang saling berkesinambungan. Akhirnya saya menjadi 100 OSIS terbaik itu kemarin saya dilantik pengurus forum OSIS nasional yang ada di Universitas di Jakarta,” tandas Faris.
Masuk dalam bagian 100 Ketua OSIS terbaik di Indonesia memberi warna sendiri dalam perjalanan organisasi anak SMA ini. Faris mengungkapkan, ia bertemu dengan ketua OSIS dari berbagai daerah seperti Aceh, Kalimantan, Sumatera, dan Papua.
“Dari berbagai macam perbedaan ya, suku, ras, agama, dan bahasa. Dari perbedaan itu kita bisa dipersatukan oleh visi kita para pemuda yang ingin membawa forum OSIS nasional yang menyatukan 100 ketua OSIS terbaik se-Indonesia. Perbedaan latar belakang itu bisa disatukan oleh visi. Jadi tidak hanya seperti itu, tetapi saya juga belajar bagaimana bisa untuk critical thinking, saya belajar public speaking dan terus belajar mengorganize beberapa orang,” paparnya.
Meskipun hanya organisasi lingkup sekolah, Faris menganggap OSIS tidak hanya sebuah organisasi. Dengan meningkatkan kemampuan secara maksimal di organisasi bagi Faris OSIS menjadi tempat belajar.
“Saya dapat mengenal orang-orang baru yang haus akan ilmu dan memiliki pikiran yang berbeda. Karena OSIS adalah salah satu hal terbesar yang merubah hidup saya. OSIS sudah membantu saya sangat banyak, bisa merubah Faris yang dulu menjadi Faris yang sekarang,” tegas Faris.
OSIS dari dulu dikenal sebagai organisasi cupu yang kurang diminati oleh anak didik. Stigma ini juga sempat diterima Faris dari teman-temannya saat ia masuk ke OSIS.
“Nggak dipungkiri juga waktu saya masuk OSIS waktu awal sekolah, dikomentari teman-teman disebut jadi petugas sekolah, nggak ada spesialnya. Dari situ malah saya ingin membuktikan saat OSIS yang pegang saya akan saya ubah stigma seperti itu akhirnya saya buktikan lewat proses, project apa yang bisa dilakukan dengan organisasi yang melibatkan para siswa, membangun komunikasi dan interaksi yang baik antar siswa dan menyatukan apa yang mereka butuhkan. OSIS bisa menjadi wadah atau ladang pengembangan diri siswa,” jelasnya.
Keberlangsungan organisasi juga bergantung pada regenerasi. Faris mengatakan pentingnya masalah regenerasi OSIS.
“Mungkin kita menganggap bahwa pengurus yang bertugas sekarang ini sudah memiliki kesadaran atau kompetensi yang tinggi dalam organisasi, tapi terkadang muncul keraguan, apakah bisa melanjutkan kepengurusan sebelumnya. Kebetulan OSIS SMA Al Azhar baru saja regenerasi. Saya menekankan dan saya memberi impresi bahwa kepengurusan OSIS yang benar adalah salah satu tanggung jawab siswa pada sekolah,” kata Faris.
Dalam regenerasi pengurus OSIS SMA Al Azhar Syifa Budi, Faris menekankan pada calon pengurus soal komitmen. Faris menyebut dari beberapa siswa yang mendaftar benar-benar diseleksi untuk lolos jadi pengurus OSIS.
“Jangan menganggap enteng masuk pengurus OSIS itu. Kita harus menekankan bahwa tanggung jawabnya itu besar. Saya tidak tidak memaksa tapi tolong kamu bisa menghargai sekolah dan organisasi ini karena tanggung jawabmu itu besar,” tukasnya.

Lewat organisasi sekolah OSIS, Faris banyak belajar dan mendapatkan pengalaman yang tidak ternilai untuk langkahnya ke depan.
“Manfaatkanlah apa yang ada di sekitarmu dengan baik. Sebagai generasi muda harus bisa menunjukan yang terbaik dari kita karena kita akan menjadi pemimpin bangsa. Bersusah-susah dahulu untuk bersenang-senang kemudian,” pesan Faris.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Al Azhar Syifa Budi Masykur Fitriawan menjelaskan visi misi sekolah menekankan pada islamic, leadership dan entrepreneur bagi siswanya.
“Dari sisi agamanya, kepemimpinan, entrepreneur nya, karakter pantang menyerah, oleh karena itu, kita menghargai setiap kompetensi atau kemampuan anak. Menurut Ki Hajar Dewantara anak itu mempunyai potensi semuanya, tidak harus akademik, apapun itu harus dihargai termasuk kita menghargai anak-anak yang mempunyai potensi di luar akademik, kalau yang di luar akademik ini banyak yang kita salurkan di berbagai bidang,” jelas Masykur.
Masykur menyebut meskipun SMA Al Azhar Syifa Budi belum lama berdiri namun untuk perkembangan OSIS cukup pesat, terlebih dengan masuknya OSIS SMA Al Azhar Syifa Budi dalam 100 besar Ketua OSIS terbaik.
“Kita beruntung mempunyai Faris. Sekolah mensupport walau disisi lain masih banyak kekurangan, ini termasuk ketika menjadi perwakilan Jawa Tengah 100 ketua OSIS terbaik itu kan kita hanya memberikan doa restu saja,” ungkapnya.
Dengan masuknya prestasi ini, Masykur menjelaskan pihak sekolah merasa bangga dengan keberadaan murid yang membawa nama harum bagi sekolah.
“Kami senang ketika ada salah satu anak kita menjadi yang terbaik di Indonesia dan kita menjadi jembatannya, itu sudah cukup membanggakan bagi kami, karena ada dari anak kami yang kita beri wawasan sehingga bisa jalan lebih cepat. Kita tidak berharap dulunya bahkan sampai provinsi aja tidak, tapi ini malah melebihi ekspektasi kita dan itu menjadi kebanggaan. Semoga apa yang sudah dipelajari dan dialami disini itu menjadi bekal inspirasi mereka dimasa yang akan datang, jadi ini Alhamdulillah sudah dapat pengalaman dari OSIS. Harapan kita dengan murid berorganisasi itu merubah mindset dirinya jadi lebih baik,” pungkas Masykur.